Salah satu Novel best seller internasional pertama yang saya baca adalah The Fourth Protocol oleh Frederick Forsyth, belakangan saya lihat juga sudah ada filmnya. Karakter utama novel ini adalah seorang agen MI5--ini adalah dinas intelijen Inggris yang bertugas di bidang kontraintelijen--saya sudah lupa namanya, tapi diakhir cerita koleganya dari dinas intelijen Afrika Selatan membandingkannya dengan anjing lokal Afrika Selatan yang dikenal saat ini sebagai Africanis.
Sejak lama saya merasa ada makna lebih yang dimaksudkan oleh penulis dengan menggunakan analogi africanis ini. Baru-baru ini saya tiba-tiba teringat kembali bagaimana Mr. Forsyth merangkai cerita dibalik hidup Jan Marais dan bagaimana perwira intelijen inggris kita mampu mengendus kebenaran dan membuktikannya. Saya teringat lagi akibat kemenangan kecil di laboratorium kemarin, keberhasilan yang sudah saya incar sejak setahun lalu. Hanya soal kesempatan, waktu, dan kesabaran.
Sabtu, 05 Mei 2012
Cerita dari NUS : Laboratorium In Vitro Elektrofisiologi
Patch Clamp Rig |
Langganan:
Postingan (Atom)