Sabtu, 05 Mei 2012

Africanis : A Dog Story

Salah satu Novel best seller internasional pertama yang saya baca adalah The Fourth Protocol oleh Frederick Forsyth, belakangan saya lihat juga sudah ada filmnya. Karakter utama novel ini adalah seorang agen MI5--ini adalah dinas intelijen Inggris yang bertugas di bidang kontraintelijen--saya sudah lupa namanya, tapi diakhir cerita koleganya dari dinas intelijen Afrika Selatan membandingkannya dengan anjing lokal Afrika Selatan yang dikenal saat ini sebagai Africanis.

Sejak lama saya merasa ada makna lebih yang dimaksudkan oleh penulis dengan menggunakan analogi africanis ini. Baru-baru ini saya tiba-tiba teringat kembali bagaimana Mr. Forsyth merangkai cerita dibalik hidup Jan Marais dan bagaimana perwira intelijen inggris kita mampu mengendus kebenaran dan membuktikannya. Saya teringat lagi akibat kemenangan kecil di laboratorium kemarin, keberhasilan yang sudah saya incar sejak setahun lalu. Hanya soal kesempatan, waktu, dan kesabaran.
Africanis ternyata adalah anjing asli afrika (Dog of Africa), pada banyak film tentang afrika kita tentu pernah melihat anjing jenis ini, yang memang merupakan bagian dari kehidupan rural di Benua hitam. Kesan yang saya rekam adalah suasana panas dan kotor disertai anjing-anjing liar yang kesana kemari mencari bangkai. Kesan itu pula yang ditangkap para kolonialis di Afrika Selatan hingga anjing ini dijuluki sebagai "kaffir dogs" sebuah ungkapan rasis di periode apartheid.

Keunikan africanis adalah yang menjalin penuturan saya kali ini. Africanis telah lama dikenal kualitasnya oleh penduduk lokal afrika sebagai anjing dengan daya tahan tinggi, cerdas, loyal dan pemburu yang handal. Africanis memiliki fisik dan mental yang sesuai dengan karakter ekstrem lingkungan Afrika. Keunikan Africanis terletak pada kesederhanaan dan fungsionalitasnya bukan pada penampilannya. Seekor africanis pada kondisi terbaiknya cenderung langsing dengan tulang rusuk yang terlihat dengan mudah hingga sering dikira sedang kelaparan. Africanis adalah anjing yang cenderung ramah namun tidak menonjolkan diri, perilakunya stabil namun waspada terhadap perubahan situasi...singkatnya Africanis memiliki insting survival yang tinggi.

Perwira MI5 kita menelusuri dan mengungkap kebenaran yang dikubur secara cerdas dan kejam selama lebih dari 3 dekade. Operasi infiltrasi yang dirancang dengan sabar oleh KGB. Determinasi dan ketabahan, naluri pemburu dan kecerdasan dibalut oleh kesederhanaan dan efisiensi kerja adalah kualitas unggul yang diperlihatkan oleh perwira kita ini. keberhasilan hanya masalah waktu dalam konteks ini dan worldview barat, Islam menyempurnakannya dengan keimanan pada takdir Allah dan kesadaran keMahakuasaan sang pencipta. Kaca mata Islam memberikan kita tawakkal atas hasil yang tak kunjung nampak, atau harapan yang kandas setelah semua usaha yang dikerahkan sebaik-baiknya.

Istiqomah yang ditunjukkan perwira kita ini serta keyakinan atas tujuan dan keteguhan akan metodenya ditambah pengetahuan yang kita pelajari dari makhluk Allah Africanis dari Afrika haruslah membawa kita untuk menginsafi bahwa inilah sunnatullah. Ibroh yang diambil dari pengetahuan atas perilaku unggul manusia dan binatang ditambah tuntunan Islam seharusnya dapat menempatkan ummat Islam pada panggung utama peradaban.

Kenyataan hari ini menunjukkan ada masalah pada metode belajar kita, kemampuan kita menggali hikmah dari kehidupan sehari-hari, dari pengalaman, dari pembelajaran alam. Ada masalah dalam kemampuan kita meresapi kehidupan, memaknai pengalaman, merumuskan pelajaran, mengklasifikasikan ilmu, menyusun panduan dan melaksanakan kembali kehidupan ini dengan lebih baik lagi, agar tidak terjerumus pada kesalahan berulang dan hari yang tidak lebih baik dari hari kemarin.

Saya membayangkan seorang Africanis akan menjadi teman yang berharga, rekan yang dapat diandalkan, dan lawan yang kita hormati. Bersama seorang Africanis kita diajari bertahan dalam kondisi terburuk yang dapat diberikan oleh alam dan kehidupan. Saya yakin tidak akan merasakan ketimpangan sosial diantara para Africanis, sebaliknya saya yakin akan mendapati iklim kompetisi yang sehat. Seorang africanis diam-diam akan terus memberikan kejutan keberhasilan dan menjadi contoh nyata : How to get things done !

Tidak ada komentar: