Selasa, 27 Oktober 2015

Bait Putus Asa

Ketika pemimpin adil dan bijaksana
Harapan timbul pada gurat wajah rakyat
Ketika pemimpin welas lagi asih
Cinta dan bakti mendorong segala upaya
Sesaat tambatan harapan tenggelam
Resah beriak dalam benak rakyat
Sesaat tambatan hati berpaling
Rakyat telanjang dalam kesendirian
Sengsara, merana, kalut dan menangis
Yang tersisa hanya keluh tiada habis
Yang terbit hanya cerca tiada guna
Lalu bertanya kapan kiamat tiba?
Bila semua sibuk melindungi diri
Bila semua sibuk melindungi hati
Tiada peduli nasib jutaan
Atau ratusan yang kehilangan harapan
Tiada guna bait berbait dijalin
Tiada guna usaha dan upaya
Hanya waktu yang memutus segalanya
Mari duduk bermanis dalam putus asa

Rabu, 15 Juli 2015

Foreskin-derived skin equivalent in exchange for animal testing*

* dibuat sebagai essay persyaratan mengikuti seleksi Novartis International Biocamp 2015

The European union completely ban the use of animal testing for cosmetics development in 2013. The ban was a critical milestones in the effort to phase out experimentation using animals. The medical research community were currently guided by principles that whenever possible, to replace animal with other reliable methods, reduce the number of animal and refine the techniques used to minimize potential pain and distress and promote animal welfare. These trends leads to the development of alternatives to animal testing. One such alternatives is the use of cell culture and tissue engineering.
                The Fraunhofer institute in 2010 launch the “skin from factory” project that essentially produced skin equivalents in a fully automated process. The institute recognized that skin equivalents as in vitro test system for chemicals, cosmetics and drugs are rare. Production of an in vitro test system by manual cell culture and tissue engineering is time consuming and required specifically trained personnel. Most interesting was that the skin source for such system were foreskins which was an abundant by product/medical waste of compulsory practice of khitan in Indonesia.
                Rumah Sunatan a leading company focused in khitan services claimed to reach more than 15.000 patient a year. This is an untapped resource unique of Indonesia home to millions of observant Muslims. This point of view is, for sure, not without challenges. Among others is the ethical and religious issues that centered on the commercial use of human tissues. However research on the potential cultivation of foreskins could result benefit for many field such as stem cells, regenerative medicine, cell therapy, cryopreservation.
                Recently, the discovery of the non-tumorigenic multilineage-stress enduring cells (MUSE) from dermal fibroblast potentially resolve the concern on the use of iPS cells for therapy. Dermal fibroblast contains a pluripotent subpopulation of mesenchymal stem cells that evidently does not form tumour. This findings extends further the importance of foreskin as skin sample source in regenerative medicine. Cryopreservation of cells isolated from so many samples a year will also stimulate research in the field of cryobiology and bio banking.

                In conclusion, the production of foreskin-derived skin equivalent as an in vitro skin testing system on a large scale will largely reduce the demand on animal testing.  Indonesia has a unique potential to solve other problems in medical research. Communication with appropriate religious body and government agency should be commenced to resolve issues that aroused on the collection, cultivation and storage of foreskins for medical research.

Sabtu, 09 Mei 2015

Barisan Kebaikan Memberikan Harapan




Dimanapun dalam ruang-ruang kehidupan kebaikan akan selalu berhadapan dengan kebatilan. Anasir kebaikan seringkali harus berhadapan dengan kebatilan yang telah berurat akar. Menghadapi kebatilan yang terstruktur maka harus dibentuk barisan yang berisi anasir-anasir kebaikan. Kesatuan prinsip, kesamaan cara pandang, serta semangat beramal didalam barisan tersebut adalah berkah luar biasa yang sering tidak kita sadari. Upaya mempertahankan kerapihan dan keutuhan barisan yang kompak lebih utama daripada tugas penyerangan atau target kemenangan.

Barisan yang kokoh dapat menjadi jangkar untuk kebaikan, kibaran bendera yang menandai titik kumpul orang-orang beriman, serta tempat menumpahkan keikhlasan amal dan air mata ukhuwah. Barisan yang kompak berkesempatan memperluas ruang-ruang kebaikan, mengirim dutanya membawa cahaya menerangi relung gelap kebatilan, hingga tampak jelas dibawah cahaya matahari perbedaan antara yang haq dan yang batil.

Cita-cita kita letakkan setinggi langit, hasil usaha kita serahkan pada sang pemilik takdir, tugas kita hanya berusaha semampu dan sebaik yang dapat kita berikan. Meski demikian mempertahankan dinamika lebih utama dari pada menggapai cita-cita. Dinamika dan partisipasi niscaya akan membuka celah-celah kebaikan dan ruang-ruang amal sekalipun kecil dan sederhana. Fokus pada cita-cita tentu baik tapi membangun harapan untuk masa depan yang cerah lebih utama, karena kita bekerja dalam kerangka waktu yang lebih panjang dari pada usia pengabdian.

Harapan memungkinkan estafeta generasi untuk merealisasikan impian dan cita-cita di masa depan yang jauh. Prinsip dasar dari strategi nafas panjang adalah membangun harapan, mempertebal kesabaran, dan menghindari ketergesaan. Semangat membangun dan memperbaiki adalah modal utama, kesatuan kata dan perbuatan menjadi pegangan. Partisipasi dan keterlibatan akan membuat kita basah dan kotor, harus di sadari, ini bukan tempat orang suci..tapi ini adalah tempat orang yang hobi bertobat, orang yang jujur pada dirinya dan tidak takut mengakui kesalahan. Partisipasi memungkinkan kita memotret anatomi dajjal, merangkai patofisiologi kebatilan dan menemukan manajemen terapi terbaik untuk setiap kondisi

Barisan kebaikan ini menempatkan wewenang dan kekuasaan di tangan bukan di hatinya sehingga setiap prestasi dan wanprestasi tidaklah melekat pada dirinya, bila usaha maksimal telah di keluarkan. Barisan kebatilan menempatkan wewenang dan kekuasaan di hatinya sehingga secara alamiah menganggap setiap prestasi pastilah bersumber darinya sementara setiap wanprestasi akan ditolak, disembunyikan atau di carikan kambing hitamnya agar tidak mengotori jubah kekuasaan yang sedang dikenakan.

Untuk agenda perbaikan berikan usaha terbaik, tapi jangan serahkan leher kalian untuk memaksakan kemenangan kecil atau karena keputus-asaan. Kenalilah kapan saatnya untuk merunduk, mundur teratur, agar dapat mengangkat bendera di palagan berikutnya. Demi Sang pemilik takdir, pemimpin yang baik lebih berharga daripada tercapainya target-target, karena selama pemimpin tersebut ada harapan akan selalu menyertainya tapi bila target-target telah tercapai semua akan rusak kembali tanpa pemimpin yang baik. Karena itu selama masih ada orang-orang beriman yang bersedia mengotori dirinya dalam mengarungi rawa-rawa kepemimpinan, mereka niscaya berkata: Harapan itu masih ada !!

Jumat, 01 Mei 2015

Untuk para pemimpin yang berselancar diatas gelombang perubahan

Mengelola gelombang, mengendalikan ombak
Merangkai mimpi menuju pantai perbaikan
adalah pekerjaan para dai, hobi para mujahid
inilah agenda para ulama dan warisan para nabi

Keikhlasan bergerak, semangat melangkah,
keteraturan bekerja adalah sunnatullah perjuangan
begitu pula segala kendala, kesulitan dan himpitan

siapa yang tak ingin memberi bantuan untuk kebaikan?
siapa yang rela ketinggalan mendorong gerbong kemajuan?
Setiap niat mulia akan menghimpun pendukung kebajikan

Semoga Allah swt berikan barakah atas setiap peluh,
pahala untuk setiap penat serta kesehatan diatas yang lain
untuk para pemimpin yang bekerja dengan nafas panjang..
untuk para pemimpin yang berselancar diatas gelombang perubahan


Hail Caesar ! We who about to die, salute you

Senin, 12 Januari 2015

Membeli Rumah

Membeli rumah, apalagi rumah pertama, tentu satu hal yang mau tidak mau di alami setiap pasangan. Saya dan istri mengalaminya akhir tahun lalu. Pertama kami sangat berhutang pada blogger lain yang menuliskan pengalamannya dan sering kali menjadi acuan buat kami berdua. Tulisan ini juga bukan berarti kami pakar dalam hal ini dan dapat menjadi rujukan. Pertama kami mulai dengan mencari rumah dari iklan di internet, brosur, spanduk, pameran, setelah sekian lama mencari kami memutuskan untuk akhirnya mengunjungi beberapa lokasi perumahan, tepatnya 3 lokasi yang kami kunjungi.

Tempat pertama adalah perumahan muslim di daerah depok. Kami mengunjungi site pembangunan sambil menghitung waktu yang dibutuhkan dengan moda transportasi umum (kereta + ojek). Akses juga menjadi salah satu pertimbangan kami. Perumahan ini dilalui oleh angkot meski saat kami membuktikannya dalam setengah jam hanya 1 mobil yang lewat :) Harga rumah, model rumah dan pertimbangan lainnya langsung terbang melayang dan kami pulang hampir-hampir kapok.

Saat ini rumah yang kami beli dan sedang kami cicil saat ini justru berada di perumahan tersebut. Aneh sekali bukan? cerita saya pada akhirnya akan sampai kesana tapi saya gatal ingin menekankan poin ini bahwa membeli rumah itu memang "jodoh-jodohan"

Meneruskan cerita, pada kesempatan berikutnya kami mendatangi perumahan kedua di daerah bogor sekitar stasiun cilebut. Oya, kami mencari rumah yang dapat diakses dari stasiun kereta, itu berarti pencarian kami dilakukan sepanjang jalur depok-bogor. Perumahan ini kecil dengan akses yang cukup memadai, harga terjangkau kantong, akan tetapi yang menjadi ganjalan adalah skema diskon uang muka yang cukup besar. Kami saat itu berusaha memahami prosedur perbankan dan aturan hukum yang berlaku dan sepanjang pengetahuan kami modus diskon uang muka ini agak sulit dipercaya. Saya tidak jelaskan detail, pada intinya kami menemukan distrust terhadap pengembang perumahan ini. Marketing yang menawarkan perumahan ini juga tidak berasal dari perusahaan yang sama dengan pengembang menambah distrust lebih dalam lagi.

Perumahan ketiga masih di jalur depok-bogor kami dapatkan dari pameran di  jakarta. Kami mengunjungi site tersebut pada hari yang sama setelah dari pameran. Hal ini membuktikan aksesnya yang memadai, harga yang terjangkau bahkan kami berfikir untuk ambil 2 sekaligus. Kami sudah membayar booking untuk dua rumah sekaligus. Intinya kesan kami sangat baik untuk perumahan ini dan juga ternyata tidak jauh dari perumahan kakak kami yang memang dari pengembang yang sama. satu hal yang mengganjal adalah adanya SUTET yang melintasi perumahan ini. Akhirnya kami membatalkan untuk membeli perumahan ini.

Setelah itu kami meluaskan pencarian termasuk rumah-rumah second. Satu rumah saat itu menjadi incaran kami, karena lokasinya yang sangat dekat dan sangat strategis, cocok sekali untuk usaha meski tidak terlalu luas. Kendalanya adalah status tanah tersebut yang meski sudah SHM namum dulunya adalah tanah kategori fasum/fasos dan saat itu disekitar rumah tersebut pemerintah sedang membangun taman-taman kota. Hal ini menjadi kekhawatiran, masa iya baru punya rumah nanti langsung digusur pemda.

Saya kemudian mendatangi tata kota dan dinas pertamanan yang hasil akhirnya adalah tidak ada jaminan tanah tersebut tidak dimasukkan dalam proyek pemda karena mereka sendiri mengetahui lokasinya yang sebelumnya adalah tanah fasos/fasum. Enggan berurusan dengan pemda kalau nanti perlu legal action maka kami pun mundur.

Nah, setelah saat itu kami pun menurunkan ekspektasi dan mencari kontrakan saja, saat itu niat kami sudah bulat untuk pindah dari rumah yang sekarang kami tumpangi. Alhamdulillah dapat rumah yang cocok dekat sekolah anak-anak dan cukup luas dengan harga yang terjangkau. Uang muka dibayarkan dan kami sudah mengumumkan untuk pindah rumah akhir tahun ini.

Bersambung