Senin, 13 April 2009

Sam Kok dan Tere-Liye

2 pekan terakhir ini banyak liburan panjang di akhir pekan, akhirnya berkesempatan juga ke Gramedia setelah...berapa ya? mungkin ada 4-5 bulan tidak disambangi. Terus terang Gramedia di Depok agak mengecewakan..bagaimanapun Gramedia Matraman tetap lebih baik, nevertheless, kita pulang dengan 2 buku yang potensial, pertama Karya terakhir Tere-Liye : Rembulan Tenggelam di Wajah mu dan Sam Kok yang tulis ulang oleh penulis indonesia.

Sempat bingung juga ada banyak jenis buku bertema "tiga kerajaan" ini dan indra penasaran sekali ingin membaca cerita lengkapnya, sebenarnya sudah lama sekali terpapar dengan kisah 3 bersaudara Liu Bei, Zhang Fei dan Guan Yu pertama sekali dulu waktu SMU sering memainkan Game Dos Sam Kok dari Koei, lalu tentu saja komik Legenda Naga yang ternyata sekarang mulai dari nomor 1 lagi entah kenapa? meski ceritanya tetap nyambung, dan yang terakhir tentu saja "Red Cliff " yang luar biasa, pantas saja di game dulu kalau kita dapat Kong Ming maka seakan tidak terkalahkan meski jumlah pasukan lebih sedikit


Ingin membuat resensi buku Sam Kok ini cuma belum sempat aja, dan tidak bisa luar kepala karena terlalu banyak detail yang perlu diperhatikan, membaca buku ini seperti membaca cerita sejarah tapi tanpa disibukkan dengan tanggal dan tahun, ada banyak kisah kepahlawanan dan heroisme yang tidak terlalu didramatisir, maklum karena ia berusaha merangkum kisah dari sejak 3 orang hebat bersumpah untuk bersaudara sampai 3 kerajaan sama kuat berdiri menopang kestabilan di daratan china.

tapi kali ini sempat membuat resensi atau apalah namanya dari buku tere-liye yang baru, berikut adalah tulisan yang telah dipublikasi sebelumnya di facebook :

tere-liye dalam bukunya yang terakhir Rembulan Tenggelam Di Wajahmu membawa kita mengarungi 60 tahun kehidupan Ray dengan 5 pertanyaan yang terlalu sering kita temui dalam kehidupan setiap manusia bahkan kehidupan kita sendiri.

kisah klasik drama kehidupan Ray disajikan dengan apik dan indah, gaya flashback membuat rasa ingin tahu memaksa kita lekat dalam setiap lembaran cerita. kisah sederhana yang memancing air mata mengembang. hikmah yang kita semua sudah mafhum disampaikan ulang secara...memikat mengundang introspeksi diri

tere-liye konsisten dengan kalimat-kalimat berkelas koleksi, daya magis sebuah do'a yang tulus, serta keadilan kehidupan. kisah ini seputar 5 pertanyaan

mengapa kita dilahirkan disini, di besarkan disini, tidakkah kita dapat memilih?

apakah hidup ini adil?

mengapa takdir menyakitkan itu harus terjadi?

mengapa setelah sejauh ini semuanya tetap terasa kosong, terasa hampa?

mengapa takdir sakit itu mungungkung kita?

dijawab tuntas dan menyentuh oleh Orang yang berwajah menyenangkan dengan sebuah perjalanan kilas balik selama 60 tahun, jawaban ditunjukkan dengan meyingkap garis kehidupan yang terjalin satu sama lain bagai bola raksasa takdir yang berputar sesuai hukum sebab-akibat.

begitulah berikutnya adalah tulisan tentang Sam Kok mudah-mudahan sempat.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

secara gramed matraman yg ktya trbesar di asia tenggara. tapi kok ya di depok ada juga buku itu, berarti lumayan. kyknya, indra uda bisa bikin 1 buku cerita. ada buku baru ttg petualangan seorang blog ni di travellous.blogspot.com

Rika mengatakan...

dua buku tere liye yg pertama sy baca, HSD dan bidadari2 surga cukup meninggalkan kesan yg mendalam, sayang di buku lainnya Moga Bunda Disayang Alloh sy tdk menemukan ciri khas tere seperti di 2 buku itu,kurang menggigit, jd ragu buat baca karya tere lainnya, tapi membaca postingan ini Rembulan Tenggelam di wajahmu sepertinya jg menarik