Rabu, 30 Januari 2008

Fraksi PKS dan Pemaafan terhadap (alm) Suharto

Tempointeraktif pada tanggal 17 januari memuat berita yang berjudul PKS usul agar memaafkan Soeharto, penyataan yang dikeluarkan fraksi PKS dalam rapat konsultasi dengan presiden, menjadi dilematis bagi kader di tingkat bawah. keputusan para mas'ul dakwah tidak sepenuhnya bisa di ketahui latar belakangnya dan kita semua mahfum hal tersebut, namun yang menjadi masalah bagaimana mengkomunikasikannya pada masyarakat yang bertanya-tanya.

hal ini dalam hemat saya bisa di tilik dari sudut pandang karakteristik islam utamanya karakter al-insaniyah ( kemanusiaan ). bila kita melihat lontaran dari fraksi dengan sudut pandang ini, opini bisa kita bawa menjadi positif. inilah karakter islam yang diperlihatkan oleh kader dakwah. bagaimana menjelaskannya?inilah problem utamanya karena kita semua tahu ummat islam yang direpresentasikan oleh dakwah adalah korban utama dari kebijakan almarhum semasa berkuasa..

menjelaskan hal ini saya menganjurkan untuk mengambil ibrah dan kisah Shalahuddin Al-Ayubi dan panglima tentara salib yang menjadi lawannya saat itu Richard The Lion Heart, dakwah dan almarhum bisa di analogikan seperti kedua tokoh sejarah tersebut yang sedang dalam urusan yang perlu di selesaikan yang satu di peperangan dan yang lain di pengadilan.

syahdan Richard sakit dan Shalahuddin menunjukkan karakter kemanusiaan islam dengan mengunjungi dan mengirimkan dokter (saat itu ilmu kedokteran islam jauh lebih maju dari pada eropa abad pertengahan), sebuah tindakan yang menjadi legenda di masyarakat eropa sampai saat ini, menjadi inspirasi dan acuan perilaku terhormat terhadap musuh. nah bagaimana dengan kita saat ini lawan kita juga terbaring sakit dan menghadapo sakratul maut, dokter dia sudah punya yang terbaik, maka apa lagi yang amat ia butuhkan dan yang terbaik yang kita miliki ? MAAF , memberi maaf saat ini adalah tindakan terbaik yang mnecerminkan karakter islam dari dakwah kita

wallahualam.

disarikan dari diskusi daurah tarqiyah DPC Cempaka Putih

2 komentar:

Anonim mengatakan...

memaafkan memang pantas dan merupakan tindakan terpuji tetapi melupakan kesalahannya apalagi menganggapnya sebagai guru bangsa itu lain soal bung.

Anonim mengatakan...

Saya pikir ini sebuah penjelasan yang sama sekali tidak menjelaskan, jawaban yang tidak menjawab, dan sama sekali tidak dalam konteks yang sama dengan kasus suharto. saya mengakui memaafkan musuh memang merupakan tindakan Islami yang terpuji dan oleh karenanya saya setuju untuk memaafkan suharto, tetapi melupakan kesalahannya apalagi mengangkatnya sebagai guru bangsa adalah hal yang tidak mungkin (lebih tidak mungkinlagi digagas oleh partai islam seperti PKS) MENGAPA? karena dengan menganggap suharto sebagai guru bangsa berarti kita mengakui semua ajarannya termasuk korupsi, kolusi, dan nepotisme belum lagi penindasan terhadap rakyatnya sendiri, termasuk penculikan dan penghilangan nyawa ribuan orang bahkan mgkn lebih. Tidakah terpikir oleh kader2 PKS bagaimana nanti anda semua mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah nanti? pastinya kami (simpatisan) akan mengajukan tuntutan di pengadilan yang paling adil itu!!