Selasa, 26 Februari 2008

Setelah Kemudahan ada Kesulitan

Dalam banyak kajian islam, pasti pernah kita dengar judul mirip diatas setelah kesulitan yang mendera akan muncul kemudahan, sebuah pelipur bagi banyak kesulitan yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari. kalau tidak salah ada ayat al-qur'annya juga dalam salah satu surat. setiap topik ini muncul dalam kajian, saya malah merinding...

sudah bertahun-tahun saya menyadari hal ini, kesadaran yang muncul dari hasil introspeksi yang mendalam (mudah-mudahan). saya menyadari bahwa ternyata hidup saya selama ini, selama lebih dari satu dekade ini (kalau iseng-iseng dihitung) ternyata amat dimudahkan oleh Allah swt, kesulitan tentu ada, tapi tidak yang berkategori meremukkan tulang belakang...beban di bahu ini memang terasa berat, namun biar terbungkuk masih sanggup jua saya pikul.

itulah, saya selalu merasa ngeri bila terbayang kesulitan yang pasti akan menghampiri, jenis kesulitan apa yang dihadapkan nanti tidak terfikir oleh saya, pastilah ia sejenis kesulitan yang sebanding dengan nikmat kemudahan berkepanjangan yang saya terima. coba bayangkan bila anda duduk menunggu-nunggu teror yang pasti datang, bisakah anda duduk nyaman? dan janji Allah itu pasti. mereka yang selama ini dalam deraan kesulitan berkepanjangan, meyakini kemudahan pasti akan datang sesuai janji Allah, kepada harapan itulah mereka gantungkan hati, sehingga jasadnya sanggup menerima deraan demi deraan kesulitan.

mereka yang saat ini dililit kesulitan yang berkepanjangan, ambil contoh kaum muslimin di palestina, kesulitan yang dihadapi tak ada bandingnya, mudah saja bagi mereka mengharapkan kemudahan dari Allah paling tidak di akhirat nanti. sedangkan kita yang sekarang sedang menikmati berbagai kemudahan...siapkah kita menanggung kesulitan terbesar itu di akhirat kelak? kalau saya tidak, lebih baik Allah segerakan kesulitan itu di dunia ini saja, jangan sampai saya mendapat kesulitan di akhirat kelak yang konsekuensinya abadi.

para mujahid di palestina tidak tinggal diam, kesulitan tidak membuat mereka berpaku tangan,tapi berusaha keras meraih janji Allah di dunia atau paling tidak di akhirat kelak bukankan slogan kita adalah "hidup mulia atau mati syahid". bila demikian sikap kaum yang dalam kesulitan maka bagaimana sebaiknya sikap kaum yang dalam kemudahan?.

selalu bersiap-siap jawabnya, menurut saya kita wajib selalu bersiap-siap ,mempersiapkan diri, meningkatkan kapasitas keimanan, kemampuan fisik, mental dan intelektual, tepat seperti yang diperintahkan dalam Al-Qur'an yang mulia "dan persiapkanlah...kuda-kuda perang .." dalam surah Al-anfal kalau tidak salah. selain itu juga kita harus sering introspeksi dan mengevaluasi kehidupan kita secara berkala, demi menemukan potensi kesulitan yang ada dan menyusun langkah-langkah antisipasi yang memadai.

disisi lain saya tergelitik juga dengan suatu pendekatan lain, sebelum kesana, bila kita mampu menerapkan secara cermat dan konsisten strategi diatas ( which is not possible) alhasil tidak ada kesulitan yang tidak bisa kita tangani...jadi terfikir oleh saya pendekatan kedua yang terinpirasi dari konsep Mestakung (Semesta mendukung), dalam konsep ini dalam keadaan kritis maka bila kita konsisten melangkah maju, semesta akan memberikan jalan keluar berupa terbentuknya keseimbangan baru ( baca : solusi), tepat seperti yang dilakukan para mujahidin di palestina, mereka terus melangkah sekalipun kondisi sudah amat kritis karena didasari keyakinan bahwa pertolongan Allah pasti akan datang ( baca : semesta mendukung)

tergelitik saya dengan ide bagaimana kalau kita ciptakan kondisi kritis tersebut ! atau dengan tersenyum kita dekap kesulitan yang mendatangi tanpa persiapan sama sekali, diantara dua ini saya kira lebih layak bila kita sengaja menciptakan kondisi kritis, karena yang kedua itu adalah kebodohan. apakah saya menganjurkan mencari gara-gara?cari penyakit? tidak, coba perhatikan ada sebagian manusia yang mengemari tantangan, atau mara bahaya, kita tidak menciptakan kesulitan tapi lebih kepada memberanikan diri menghadapi kesulitan dan memberanikan hati melakukan langkah revolusioner atau dalam menghadapi kesulitan itu kita ambil sebuah strategi yang umumnya dihindari orang lain, atau solusi yang berani, atau kebijakan yang tidak populis namun semua itu kita ketahui dengan baik memiliki potensi membawa kebaikan dan kemajuan dan bisa menjadi solusi.

wallahualam , panjang lebar sudah, cuma saya berdoa agar kesulitan apapun itu yang dihadapkan pada saya janganlah ( Jangan ya Rabb!) sampai merusak aqidah dan iman saya, ambilah semuanya, lucuti semua, tapi saya berharap hati ini kuat berpegangan pada tali iman, tangan ini erat menggenggam aqidah islam biarpun panasnya merasuk dalam sumsum tulang jemari.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

setelah kemudahan ada kesulitan atau setelah kesulitan ada kemudahan Dok? =)

indrakus mengatakan...

memang biasanya setelah kesulitan ada kemudahan, tapi hal sebaliknya pasti berlaku juga kan?

Anonim mengatakan...

iya..=)
tapi saya tetep percaya setiap kesulitan pasti ada penyelesaian yang terbaik =) hehehe

NK mengatakan...

Salah satu ayat yang bagus buat jadi pegangan hidup:
"...Kemudian jika datang Petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti Petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (Q.S. Al-Baqarah:38)
Walaupun "mengikuti Petunjuk-Ku" bukanlah pekerjaan yang mudah sama sekali. Apalagi ayat selanjutnya:
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan Ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (Q.S. Al-Baqarah:39)
Tapi ayat pertama telah menjanjikan kepada kita obat untuk 2 penyakit hidup yang paling sering dialami orang: stress karena khawatir akan masa depan dan depresi karena sedih akan masa lalu dan masa kini.
Setidaknya itulah yang dikatakan oleh guru ngaji saya... :)